Full copas dari lfcid.com, ini cerita yang mengharukan. Makna dari YNWA, silahkan dibaca.
Lama tak menulis, Semenjak Laptop kesayangan hilang digondol maling
disebuah bus malam, begini ceritanya, loh kok..oh saya lupa, kali ini
tidak sedang menulis “siapa yang paling nestapa didunia ini karena
laptop berisi banyak data penting telah dicuri orang.”hehe. Tiba-tiba
saya ingin nulis tentang Terapi, tp ini bukan tulisan pysioterapis ,
Cuma dari penulis kambuhan yang kebetulan suka LFC, dan sudah lama gak
nulis. Tapi saya selalu menulis serius dan bukan Cuma menulis iseng,
selamat menikmati, tertawalah jika memang lucu dan menangislah jika
pacarmu direbut orang.
Percaya atau tidak, Liverpool FC adalah terapi yang bagus untuk kita
semua, dalam semua aspek kehidupan, Mulai dari kesehatan, mental,
keuangan bahkan perjodohan, walau saya bukan psyikolog, tapi saya berani
menjamin itu, apa buktinya, begini : tulisan ini terinspirasi dari
hastag di @LFC_ID dimalam hari kasih sayang yang membuka biro jodoh
instan dengan #JodohLFC, ini luar biasa, Admin bisa masuk surga oleh
karenanya, kalau berhasil memasangkan jomblo yang satu dengan lainnya,
tapi saya curiga ini bagian dari hiden agenda Manajemen LFC secara
global melalui akun-akun dibawahnya , hehe lebay, bahwa sebenarnya ini
adalah hiburan yang dirancang untuk menyengkan setiap hati liverpudlian,
yang baru saja patah hati, ketika pasukan Steve Clarke memberikan
pelajaran berharga di 10 menit terakhir untuk Gerrard dan kawan-kawanya.
Anfield seperti terbakar, tersulut api yang tadinya kecil namun lupa
dipadamkan, kemudian membesar di akhir pertandingan, lalu Angin bertiup
begitu kencang merobohkan tembok-tembok pertahanan terakhir, seperti
rumah tak berpondasi. Rapuh.
Tapi sudahlah, walau mengecewakan, kita masih dapat melihat liverpool
menang lawan WBA di hari-hari mendatang, dan yang saya bilang tadi ini
adalah bagian dari terapi yang baik untuk para pencinta LFC. Yang
penting hari ini tanggal 14, dan selamat untuk yang merayakannya, maaf
untuk yang belum beruntung.
Terapi Kasih sayang
Berbicara kasih sayang, menjadi tidak begitu bermakna ketika semua
orang membahasnya hari ini, tapi akan jauh lebih menarik, jika kita
geser sedikit, kasih sayang itu sebagai sebuah terapi yang baik,
terutama bagaimana Liverpool FC menjadi bagian kecil dari kehidupan dan
kasih sayang, wah mungkin aneh yah, tapi gak juga, begini misalanya:
pertanyaan banyak orang yang sering didengar “alah udah kalah
terus,juara juga udah lama, masih juga dibela-bela.” Iya benar, Pasti
orang yang nanya itu jauh lebih waras dari pada kita, hehe, karena
mereka bertanya menggunakan fakta, Nah kita sebagai Fans liverpool harus
jawabnya pake hati, karena kalo jawabnya dengan fakta, pasti mudah
dibalikan lagi. “ah, gak apa-apa sering kalah juga, yang penting udah
juara champions 5 kali”, Eits….jangan jawab kaya gitu, itu udah klasik
banget, hehe, yah terserah lah jawab apa kek, yang penting Liverpool di
hati lah, nah artinya, apalagi kalo bukan sayang, ibarat pacar udah
ketauan selingkuh, tp kita tetep ngarep dan masih cinta sama doi, yah
mungkin kaya gitu contohnya, nah bodohnya lagi, gonta-ganti pacar
sering, selingkuh jalan terus, Tapi disuruh pindah tim dari Liverpool ke
tim lain nggak mau, Apalagi suruh dukung MU, yah kan,gak mau kan? Itu
apa namanya kalo bukan cinta mateeee…
Jangan berkecil hati buat yang masih pada jomblo,banyak venue-venue
nobar bisa jadi tempat alternatif tempat bertemunya jodoh loh, sudah
banyak kok buktinya, dan biasanya banyak Liverpudlianwati yang jomblo
juga, hehe, oh iya, tp jangan curang yah, udah punya cewe gak diajak,
pas di tempat nobar, ngegebet Liverpdulianwati, dengan alasan yang ngehe
banget “cewe itu kalo pake jersey LFC keliatan lebih cantik.” Mendinga
dandanin cewe lo, belin jersey KW super juga gak apa-apa kok, Cuma
120rb, kan udah keren tuh, abis itu ajak deh ke tempat nobar, pasti lo
jadi cowo paling keren deh malem itu, yah tentu aja karena lo ngegandeng
cewe yang pake Jersey Liverpool, eh minggu depannye, cewe lo, jalannya
udah sama temen lo sendiri mate, terus emosi dong, elu tanya ke temen
nobar lo, eh, elu kok ngegebet cewe gw sih, dan temen lo menjawab dengan
suara lantang tapi santun, “Abis cewe lo cantik banget sih, pake jersey
Liverpool.”
Gedubraaakk…..Podoo waee..
Yang jelas begini Liverpool gak bisa lepas dari kasih sayang, udah
terlalu banyak yang di korbanin demi Liverpool, bayangin banyak uang
habis buat beli jersey, berapa kali ngebohong Cuma untuk nobar, keluar
malem-malem, pulang pagi, udah gitu kalah lagi, sampe rumah di manyunin
sama orang tua, atau sama istri tercinta..atau yang masih jomblo, paling
diketawain sama pager rumah. Ini terapi yang bagus buat kita semua,
bagaimana menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, rela berkorban untuk
orang-orang yang kita sayanginin…cie-cie, udah kaya konsultar perkawinan
aja yah ini.
Terapi Spiritual
Urusan menunggu gelar juara, sama lamanya seperti menunggu kekasih
yang tak kunjung datang, Namun tak usah berkecil hati, @LFC_ID sudah
memfasilitasi itu dengan baik, walau ternyata jadi ajang lucu-lucuan dan
hiburan tengah malam. Jadi kalo belum dapet jodoh yah terpaksa kita
harus kembali pada pepatah lama “Jodoh ada di tangan Tuhan” hasilnya
yang menentukan yang diatas. Pertanyaanya adalah, Apakah Gelar Juara LFC
juga ada di tangan Tuhan ?, oh itu debatble, kalau ada istilah si
Tangan Tuhan yang tadinya di pegang Maradona di Piala Dunia Mexico 1986,
yang kini sudah menjadi milik Luis Suarez pasca penyelamatan tangan
Tuhannya yg sanagat heroik di perempat final Piala dunia Afsel 2010.
Nah artinya itu sebagai bukti Bahwa kuasa Tuhan menjadi mutlak
diserahkan pada tiap individu-individu dan Usaha masing-masing umatnya.
Alah..kok kalimat diatas serasa kaya ustadz atau motivator aja yah…
Tp bener begitu kok, Artinya kalau LFC mau juara atau digdaya seperti
20 tahun silam, banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi, walau kita
semua tahu caranya, tp yakinlah, bahwa kita tidak bisa berbuat banyak
untuk meramu strategi, atau membeli dan menjual pemain sesuai
keingininan kita, yang harus dilakukan adalah, terus mendukung dan
memperbanyak doa dan Ibadah. Walau pun kita fans garis keras sekali pun,
mau sekeras otot kawat tulang besi juga, kita yang di Indonesia Cuma
bisa memberikan support yang tulus dan ikhlas tanpa mengeluh untuk LFC
tercinta. Bahkan saya pernah melihat beberapa fans LFC di twitter,
menyatakan dirinya fans Garis kenyal, yah itu dia, mungkin mereka gak
mau keras-keras banget, atau kelembekan juga gak enak kali yah…hehe.
Sekali lagi LFC terpaksa membuat kita harus mendekatkan diri pada yang
diatas, Ternyata efek nya sangat baik loh, Bukan hanya mendoakan Suarez
mencetak gol, atau Pasukan Rodger bermain bagus, tetapi untuk bekal
dihari nanti biar masuk sorga. Amin, Bukan begitu mate.
Terapi Kesehatan dan Kesetanan
Kesehatan adalah bagian penting dari kehidupan, Sebagai fans tim
sepak bola, artinya kita peduli dengan kesehatan, walau banyak fans
Liverpool tidak bisa main bola, seperti saya contohnya, tapi Liverpool
FC menawarkan kesehatan bagi pencintanya, olah raga jantung salah
satunya, kecepatan jantung dipacu sangat cepat setiap tim lawan sedang
meneror gawang Reina, Buat saya, Gol Aguero ke gawang reina 2 minggu
kemarin, adalah terapi kejut yang sangat dahsyat, bayangkan, jantung
yang tadinya dag-dig-dug berdetak sangat kencang, tiba-tiba dipaksa
berhenti oleh Aguero, seperti mobil yang sedang ngebut, tiba-tiba
berhenti mendadak, langsung oleng dan terpelanting, gak karuan, dan
banyak lagi, kekalahan demi kekalahan membuat jantung saya kini terlatih
dengan baik, kontrolnya pun sudah bisa diatur sedemikian rupa, dan
membuat saya lebih sehat, menurut versi saya sendiri loh, kalo kata
orang mah “Sport jantung”.
Yang paling dirasakan dampaknya bagi kesehatan adalah, kumpul-kumpul
yang berakhir di lapangan futsal atau lapangan bola sungguhan, Komunitas
nonton bareng berdasarkan tempat tinggal menciptakan sebuah
keharmonisan tersendiri, aktifitas yang menyehatkan, mulai dari main
futsal,basket, bersepedah, sampai para pendaki gunung, yang bernaung di
bawah panji-panji LFC, mungkin sebentar lagi akan terbentuk kelompok
gulat atau pola air, dan ada kelompok yang mempunyai misi sangat militan
yaitu PASUKAN BERANI MANCING LFC, walau bawa pulang ikan kecil-kecil
dan sampe rumah di cemberutin istri, mereka tidak lantas Jera, setelah
menanggalkan gagang pancing, kemudian mandi, lanjut ke venue Nonton
bareng, bahkan ada yang masih membawa Joran ke tempat Nobar. Haha….its
Crazy.
Satu lagi yang sulit dihilangkan, yaitu Kesetanan, ini sukar
disembuhkan, tapi dapat dikendalikan. ini senantiasa ada dalam tubuh
semua Liverpudlian di Indonesia, Cuma kadar nya yang berbeda, yang
menentukan adalah tingkat kedewasaan, Pendidikan dan tentu saja
penegtahuan soal bola dan sejarah sepak bola. Memang kadang kala
fanatisme lebih kejam dari pembunuhan atau fitnah sekalipun. Yah, ini
soal kebencian, butuh terapi yang panjang dan lama untuk menyembuhkan
penyakit kesetanan ini, kadang menghawatirkan, tapi banyak juga membuat
lucu, banyak cerita soal ini, yang pasti ketika mendengar kata si “Setan
Merah”, beribu-ribu reaksi yang akan muncul, ada yang kejang-kejang,
ada yang lansung mengambil kuda-kuda, ambil dupa atau ambil sejadah dan
banyak lagi, Sebenarnya penyakit kesetanan ini tidak harus disembuhkan,
Fans LFC yang baik adalah ketika bisa mengontrol emosis sesaat dan hawa
panas yang di pancarkan dari si setan merah itu. Ini sudah seperti
phobia tersendiri, apalagi kalo di twitter atau grop chating ada yang
bergosip ria “WOIII JERSEY LIPERPOOL Di BAKAR FANS EMYUUU DISONO NOH”.
Kalo udah ada kabar begitu, semua heboh, kalo saua Cuma mau ketawa, tapi
banyak juga yang gak bisa terima, seperti ternodai dan teraniaya Dan
siap pasang badan untuk jadi bagian dari perlawanan, haha, ini fenomena
menarik, walau belum ada penelitian tentang ini, saya meyakini, kelucuan
ini Cuma ada di Indonesia. Penyakit kesetanan ini banyak yang sudah
akut, tapi tidak sedikit yang menyederhanakan kebencian teresebut,
dengan tersenyum dan pikirian yang logis.
Ini adalah pembahasan yang tidak akan tuntas, lelah rasanya membuang
banyak energi untuk menulis kesetanan ini, tidak perlu terapi khusus,
Cuma perlu bersahabat pada kecemasan yang kita rasakan, dua kali kalah
dari setan merah di musim ini, adalah pelajaran yang bagus untuk mawas
diri dan menjadi fans yang lebih mengerti akan arti kekalahan, Kalah
dari MU bukan kiamat buat kita, ini juga menjadi terapi yang baik untuk
lebih bersabar dan lapang dada, persaingan belum usai, walau 4 besar
Cuma jadi wacana, atau menyelahkan kinerja wasit di musim ini adalah
percuma. kasian tiang gawang sudah menjadi kambing hitam dimusim lalu,
dan sekarang mendingan kita menyalahkan tiang jemuran aja gimana?.
Saya melihat banyak fans LFC yang sudah matang, dalam artian
sesungguhnya (tua.red), lebih kalem dalam menyikapi masalah kesetanan
ini, dan buat para Liverpudlian yang masih berdarah segar, mungkin ada
waktunya dimana darah kalian nantinya akan lebih merah lagi daripada
saat ini, ketika penyakit kesetanan itu sudah benar-benar menjadi
kesehatan yang hakiki.
Terapi Mental
Buat yang gak sabar jangan menjadi Fans Liverpool FC, seru seroang
kawan dalam twitternya, sabar dan sabar, itulah kata kunci dalam tulisan
saya kali, ini, Jadi jangan pernah mengaku Liverpudlian kalo tidak
sabaran, sabar mengajarkan banyak hal buat kita semua, coba kalau kita
hidup di era dimana Nomer 7 masih di punggung King Kenny, mungkin kita
tidak perlu menunggu gelar juara, atau gol-gol balasan ketika Liverpool
dalam kondisi tertinggal, kita bisa lebih sombong dari saat ini, dimana
daratan eropa sudah disandra dengan kemahsyuran mersyside merah, tp
tentu saja, saat itu fans Liverpool di Indonesia tidak sebanyak
sekarang, Hanya TVRI bersama bung sambas yang menjadi corong informasi
kehebatan The Reds, dengan durasi yang sedikit dan jarang tentunya.
Tapi yah itulah kerennya Liverpudlian, sering kalah dan inkonsisten
aja fans nya masih bisa pasang aksi, dan tetap bisa foto-foto sehabis
nonton bareng. Apalagi slalu menang dan banyak angkat tropi. mungkin ini
juga bagian dari terapi yang harus kita jalankan, selain sabar, sedikit
lebih melatih mental agar terus dapat lebih belajar dari banyak
kekalahan, bukan saja kekalahan di setiap pertandingan, kekalahan dalam
hidup, bahkan kekalahan dari sanginan dalam mendapatkan pacar, hehe.
mengatur strategi yang lebih matang, menata ulang berbagai persepsi yang
salah selama ini, dan siap melakukan serangan balik yang lebih
mematikan, tapi yah itu tadi, kalau belum sabar, pasti susah juga
melakukan serangan keren dan hasil maksimal.
Ini contoh sederhana bagaimana saya menjadikan Liverpool menjadi
terapi mental yang baik, Nadya 10 tahun, Kelas 5 SD, pasca kecelakaan 2
tahun lalu, Nadya mengalami banyak goncangan dalam hidupnya, bayangkan
ketika semua teman sekolahnya tidak bisa menerima Nadya karena bagian
kaki kirinya harus di Amputasi diatas lutut, jadi teman-temanya
menganggap nadya berbeda dengan mereka.”Nadya Punya Allah dan Nadya
punya Liverpool”, begitu katanya, dia tau, Ayahnya seroang penggila
Liverpool, Kalau saya mau nobar, dia selalu bilang “ayah mau ibadah
yah?, jangan lupa nyanyi YNWA yang khusuk yah” dia mengatakan itu,
ngeledek sebenarnya, karena gak bisa ikut nobar yang udah terlalu malam
buat dia, saya cuma ketawa. Dia mengerti bagaimana ada nilai spiritual
dalam sepak bola, terutama Liverpool. Pertama kali dia merasakan menjadi
seorang Liverpudlian ketika nonton film Will, Dia mulai mengerti fans
bukan hanya penonton sepak bola yang pasif, tapi bagian dari keluarga
besar yang saling mendukung. Suport terhadap dirinya dari keminderan dan
bully teman-teman disekolah dan rumahnya tadinya sangat sulit,
Penyandang difabel di Indonesia tidak banyak diuntungkan, apalagi
didaerah, jangankan mau nonton bola di stadion, dengan antrian khusus
atau tempat duduk yang sudah disediakan.
Tapi hebatnya Nadya tidak pernah merasa dirinya seorang difabel
apalagi berkebutuhan khusus, dia tidak butuh dikasihani, dia melakukan
semua aktifitas disekolahnya seperti biasa, ikut tapak suci, bahkan ikut
bermain bola, walau lawannya Cuma anak kelas 1 dan kelas 2 yang badanya
jauh lebih kecil dari dia, posisinya adalah penjaga gawang, yang paling
lucu adalah, ketika saya kasih liat gol aguero ke gawang reina kemaren
via youtube, komentarnya sederhana, “alah, kalo gitumah, Nadya nendang
pake kakipalsu juga kebobolan tuh si pepe”, cukup mengelitik, Artinya,
secara mental dia jauh lebih kuat, bayangkan ketika dia mampu sesumbar
untuk mengoyak gawang Reina dengan kaki fiber yang beralas karet
sintetik. Walau tadi siang alas kakinya baru saja jebol,main bola
katanya, kondisi cuaca wonosobo yang slalu hujan dan lembab, juga jadi
penyebab lepasnya sambungan dibagian bawah, tapi sebelum menulis ini,
saya sudah reparasi.
Bukan itu saja, Lagu “You’ll Never walk alone, benar-benar menjadi
kekuatan tersendiri buat Nadya, selama diperjalanan dia selalu puter
lagu itu, dan sing along, walau bersanding lagu cherrybelle,koboy junior
dan akhir-akhir ini YNWA diselingi lagunya cakra khan yang saya gak tau
judulnya, tapi saya suka nyanyi bareng dia juga. Haha. Dan seminggu
lalu tiba-tiba dia bilang, Pengan ikut Kontes nyanyi “BIG REST”, saya
tanya “hah, kontes apaan itu kak”, itu loh, masa gak tau sih, tiba-tiba
dia nyanyi deh “many miles away from anfield”, oh itu “BIGREDS kak,
bukan BIG REST”, langsung saya bbm si anak kunyuk a.k.a fuaddinejad, eh
gak dibales-bales, dan ternyata udah ditutup juga sayembaranya per 1
februari kemarin. Sekali lagi,
Liverpool membantu saya membesarkan seorang anak yang harus bermental
kuat, Nadya suka Suarez, bukan karena gocek ala drunken masternya di
kotak pinalty lawan, tapi karena, dia merasa, gigi kelincinya mirip
dengan sarez,hehe. Cerita terakhir adalah, ketika Nadya tau, Liverpool
akan datang ke Indonesia, dia sangat berharap kakinya mendapat tanda
tangan dari Steven Gerrard, biar kaki palsunya sekuat kaki Gerrard,
Padahal saya sudah meyakini bahwa kaki kirinya lebih kuat dari Gerrard,
karena terbuat dari fiber dan Buktinya belum lama ini, salah satu anak
yang main bola lawan Nadya memgalami bengkak dibagian kaki dan kabarnya
anak itu nangis-nangis, Karena berbenturan dengan kaki fibernya Nadya.
Walaupun dia masih sering bermimpi bahwa kaki palsunya dapat
mengeluarkan darah juga,tapi berwana pink..Hahaha. Itu pasti, kaki asli
lawan fiber, yah menang fiber lah, daerah saya disini juga terkenal
sebagai sentra penghasil durian terbaik di wonosobo, di musim duren
tahun lalu, dia melakukan akrobat bak debus yg membuat saya
terpingkal-pingkal, bayangkan kulit durian yg tajam diadukan ke kaki
palsunya berkali-kali, sambil menantang saya,”apakah saya bisa
melakukan hal seperti dia?”. Bahkan pisau untuk membelah duren pun di
bacok-bacokan ke kakinya juga sambil terseyum dan berkata “gak berani
kan kaya nadya”.
Itu masih sedikit bagaimana saya menggunakan berbagai macam cara
untuk terus membuat dia jauh lebih kuat di tengah-tengah masyarakat yang
masih ekstrim memandang perbedaan apalagi kekurangan. Menyadarkan
banyak orang agar lebih menghargai sesama tentu tidak mungkin bisa
dilakukan, yang harus dilakukan adalah terus-menerus memberikan energi
postif kepada dia agar jauh lebih kuat. Walau sesekali masih ngeluh dan
merasa terancam karena kekurangan fisiknya,saya meyakini, bahwa Livepool
FC, Keluarga besar Liverpool FC disini khususnya,akan banyak membantu
perkembangan mentalnya. Dan kedatangan LFC ke Indonesia adalah momen
yang paling berharga, diamana untuk pertama kalinya Nadya akan saya ajak
masuk Stadion terbersar di Indonesia, menyaksikan Puluhan Ribu saudara
Semerah,dan tentu saja pemain-pemain Indolanya yang dia sering saksikan
via Youtube, dan tentu saja, impian semua anak kecil yang ingin di
gandeng pemain pujaanya memasuksi stadion, dan melihat kemegahan GBK
yang merah membara dengan atmosfir luar biasa dimana ’You’ll Never walk
Alone’ berkumandang di angkasa jakarta. Pasti rasa malu dan minder
sebagai seorang difabel tentu sadah tidak ada lagi saat itu, fiber
penyangga pun seperti tulang yang memiliki syaraf-syaraf yang kembali
menggerakan langkah kecilnya menjadi kian berarti kelak, melebur menjadi
sebuah suka cita khas anak kecil yang selalu butuh keceriaan dan
kehangatan.
Dan saya juga yakin kepedulian liverpool fc secara tim dan para
pemainnya soal kemanusian cukup tinggi, dan para pemain pun sering
melakukan terapi-terapi yang dibutuhkan para pendukungnya yg membutuhkan
support secara pysikis dan mental melalui fondation dan pembaga baik
bentukan club maupun persomal, ini bagian dari rasa terimakasih Steven
Gerrard dan rekan-rekanya di tim karena telah mendapatkan full suport
dari para fans yang sangat loyal walaupun LFC saat ini sedang terpuruk
dan minim prestasi.
Yah begitu kira-kira tulisan saya kali ini, Kalau liverpool belum
stabil sampai saat ini, itu bagian dari terapi yang harus dilalui dan
dijalankan dengan tetap tersenyum manis, semanis buah carica yang saya
olah selama ini. Wasalam.
0 komentar:
Post a Comment